RANCANG
BANGUN BASIS DATA SPASIAL
PEMANTAUAN
PENYEBARAN KLINIK 24 JAM DI DKI JAKARTA
Penerapan suatu teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan
aplikasi. Suatu aplikasi pasti memiliki hubungan yang sangat erat dengan basis
data. Tanpa sistem basis data yang benar, maka implementasi suatu teknologi
informasi akan menjadi kurang bermanfaat atau dapat dikatakan tidak maksimal
penggunaannya.
Penerapan sistem basis data mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
- Dapat mengontrol redundansi data
- Data menjadi konsisten
- Meningkatkan integritas data
- Adanya standarisasi data, dan
- Meningkatkan produktifitas kerja.
Basis data spasial merupakan kumpulan dari tipe data spasial, operator, indice, dan strategi pemrosesan. Basis
data spasial dapat bekerja pada bahasa pemrograman antara lain Java dan Visual
Basic. Basis data spasial yang khusus menyimpan data geografis terdapat pada Geographic Information System (GIS). GIS tidak hanya digunakan untuk memetakan
informasi pada tanah, pertanian,
pariwisata, dan alam bebas, melainkan dapat diimplementasikan juga untuk
perencanaan pembangunan perusahaan. Misalnya saja, membantu pencarian daerah
dengan populasi tinggi, penentuan peletakan klinik ataupun pencarian jarak
tempuh terdekat.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem informasi yang ada
pada pemerintah terutama yang berhubungan dengan penyebaran klinik di wilayah
DKI Jakarta, selain itu juga merancang basis data spasial untuk memantau
penyebaran klinik.
Menurut Ballenger (2003), beberapa data dan informasi yang
perlu ada pada sistem informasi klinik adalah data keluarga pasien, pasien,
tindakan yang dilakukan, diagnosa, asuransi, histori pasien, laporan dan inquery. Ruang lingkup penelitian ini
dibatasi pada pembuatan model basis data pemantauan untuk penyebaran klinik.
Penyebaran klinik tersebut difokuskan untuk wilayah DKI Jakarta dan sistem yang
mampu untuk menentukan lokasi terbaik untuk penambahan klinik baru.
- Metode pengumpulan data
- Metode analisis, dan
- Metode perancangan basis data.
- Wawancara
- Mempelajari dokumen
- Observasi, dan
- Studi kepustakaan (Indrajani, Bedah Kilat 1 Jam – Pengantar dan Sistem Basis data , 2011).
Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis
spasial dan fungsi analisis atribut. Fungsi analisis atribut terdiri dari
operasi dasar sistem pengelolaan basis data (DBMS) dan perluasannya, yaitu
operasi dasar basis data yang mencakup membuat basis data baru, menghapus basis
data, membuat tabel basis data, menghapus tabel basis data, mengubah dan
menghapus data yang ada di tabel. Perluasan operasi basis data yaitu membaca
dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain (export dan import),
berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain, dan menggunakan bahasa basis
data standard SQL (Structured Query
Language). Fungsi kedua adalah fungsi analisis spasial terdiri dari enam
fungsi,yaitu klasifikasi, network,
overlay, buffering, 3D analysis, dan
Digital Image Processing.
Ada tiga fase dalam membuat desain model basis data, antara lain :
- Conceptual Database Design
- Logical Database design
- Physical Database design
Perancangan basis data spasial pemantauan penyebaran klinik 24 jam di DKI
Jakarta dilakukan dengan dengan tiga langkah utama yang meliputi conceptual database design yang
menghasilkan kamus data, logical database
design yang menghasilan entity
relationship diagram (ERD), dan physical
database design yang merupakan implementasi basis data yang dilakukan
dengan pembuatan basis data ke dalam sistem. Dengan adanya perancangan
tersebut, pemerintah dapat memantau penyebaran klinik yang ada.
Pengembangan penelitian
selanjutnya diharapkan dapat
menampilkan informasi visual mengenai klinik yang bersangkutan. Juga dapat melakukan pengambilan data
dari tiap klinik sehingga dapat secara otomatis dan real-time. Setelah melakukan buffering,
hasil yang ada diharapkan untuk dapat langsung dimunculkan, tidak diperlukan
untuk memilih tool “add data”
terlebih dahulu. Selain itu juga diharapkan penentuan lokasi yang ada pada peta
SIG untuk kedepannya lebih mendekati aslinya (dunia nyata) . Kemudian adanya
tambahan fitur print atau cetak pada aplikasi ini di kemudian hari dan adanya
fitur untuk menampilkan grafik yang dibuat untuk melakukan perbandingan
transkasi yang terjadi pada tiap-tiap klinik.
Ballenger, Robert. (2003). A
database design and development case: Elk County Pediatric Medical Center.
Journal of Information Systems Education,
14, 275 – 283. Diakses dari http://search.proquest.com/
docview/200091367?accountid=31532.
BPS. (2011). Statistika Indonesia. Diakses dari
http://www.bps.go.id/flip/flip11/index3.php.
BPS. (2010). Sensus Penduduk. Diakses dari http://sp2010.bps.go.id/index.php.
Connolly, T., & Begg, C.
(2010). Database System: A Practical
Approach to design, Implementation
and Management (5th
ed.). England: Pearson Education.
Falianingrum, A., Muludi , K.,
& Irawati, A. R. (2012). Perancangan WEB-GIS penyebaran wabah penyakit.
Jurnal komputas, 1, 23 – 30.
Indrajani. (2011). Bedah Kilat 1 Jam – Pengantar dan Sistem
Basis Data. Jakarta: Elex Media Computindo.
Indrajani. (2011). Perancangan Basis Data dalam All in 1.
Jakarta: Elex Media Computindo.
Indrajani, Wihendro, & Safan.
(2013) . Rancang bangun konseptual basis data klinik 24 jam.
Seminar Nasional Teknologi Informasi & Multimedia 2013. Yogyakarta:
STMIK AMIKOM.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 028/MENKES/
PER/1/2011.
Diakses Dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permenkes28-2011.pdf.
Mansur S. (2008). Prospek Usaha Klinik Kesehatan di Indonesia
Januari 2008. Diakses dari situs Pt Media
Data Riset:
http://mediadata.co.id/MCSIND-2008/Prospek-Usaha-Klinik-Kesehatan-di-Indonesia-2008.pdf.
Riyanto, P., & Indelarko, A.
(2009). Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Jakarta:Gaya Media.
Setiadi, T. (2013, Maret).
Perancangan sistem informasi geografis pemetaan daerah rawan tanah longsor,
mitigasi, dan manajemen bencana di Kabupaten Banjarnegara. KESMAS, 7, 33 – 42.
Setiadi, T., & Fahana, J.
(2010). Pengembangan aplikasi untuk menentukan daerah pencemaran limbah home
industry berbasis sistem informasi
geografis. Jurnal Informatika, 4 (2).
Komentar
Posting Komentar