Langsung ke konten utama

Review Skipsi

RANCANG BANGUN BASIS DATA SPASIAL

PEMANTAUAN PENYEBARAN KLINIK 24 JAM DI DKI JAKARTA


Penerapan suatu teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan aplikasi. Suatu aplikasi pasti memiliki hubungan yang sangat erat dengan basis data. Tanpa sistem basis data yang benar, maka implementasi suatu teknologi informasi akan menjadi kurang bermanfaat atau dapat dikatakan tidak maksimal penggunaannya. 
Penerapan sistem basis data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
  1. Dapat mengontrol redundansi data
  2. Data menjadi konsisten
  3. Meningkatkan integritas data
  4. Adanya standarisasi data, dan 
  5. Meningkatkan produktifitas kerja. 
Pada setiap aplikasi yang diciptakan memerlukan basis data. Basis data merupakan salah satu komponen penting untuk setiap aplikasi, pada perkembangannya, basis data telah mengalami perubahan yang signifikan dalam pengolahannya. Penggunaan teknologi informasi tidak dapat dipisahkan lagi dari segala aspek dalam kehidupan. Implementasi teknologi informasi dapat membuat berbagai kegiatan menjadi lebih mudah, cepat, dan tepat serta mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh manusia.
Basis data spasial merupakan kumpulan dari tipe data spasial, operator, indice, dan strategi pemrosesan. Basis data spasial dapat bekerja pada bahasa pemrograman antara lain Java dan Visual Basic. Basis data spasial yang khusus menyimpan data geografis terdapat pada Geographic Information System (GIS). GIS tidak hanya digunakan untuk memetakan informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, dan alam bebas, melainkan dapat diimplementasikan juga untuk perencanaan pembangunan perusahaan. Misalnya saja, membantu pencarian daerah dengan populasi tinggi, penentuan peletakan klinik ataupun pencarian jarak tempuh terdekat.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem informasi yang ada pada pemerintah terutama yang berhubungan dengan penyebaran klinik di wilayah DKI Jakarta, selain itu juga merancang basis data spasial untuk memantau penyebaran klinik. 

Menurut Ballenger (2003), beberapa data dan informasi yang perlu ada pada sistem informasi klinik adalah data keluarga pasien, pasien, tindakan yang dilakukan, diagnosa, asuransi, histori pasien, laporan dan inquery. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembuatan model basis data pemantauan untuk penyebaran klinik. Penyebaran klinik tersebut difokuskan untuk wilayah DKI Jakarta dan sistem yang mampu untuk menentukan lokasi terbaik untuk penambahan klinik baru.


Metode penelitian yang digunakan adalah :
  1. Metode pengumpulan data
  2. Metode analisis, dan 
  3. Metode perancangan basis data. 
Teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data ini mencakup antara lain :
  1.  Wawancara
  2. Mempelajari dokumen
  3. Observasi, dan 
  4. Studi kepustakaan (Indrajani, Bedah Kilat 1 Jam – Pengantar dan Sistem Basis data , 2011). 
Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis atribut. Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basis data (DBMS) dan perluasannya, yaitu operasi dasar basis data yang mencakup membuat basis data baru, menghapus basis data, membuat tabel basis data, menghapus tabel basis data, mengubah dan menghapus data yang ada di tabel. Perluasan operasi basis data yaitu membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain (export dan import), berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain, dan menggunakan bahasa basis data standard SQL (Structured Query Language). Fungsi kedua adalah fungsi analisis spasial terdiri dari enam fungsi,yaitu klasifikasi, network, overlay, buffering, 3D analysis, dan Digital Image Processing.

Ada tiga fase dalam membuat desain model basis data, antara lain : 
  1. Conceptual Database Design
  2. Logical Database design 
  3. Physical Database design

Perancangan basis data spasial pemantauan penyebaran klinik 24 jam di DKI Jakarta dilakukan dengan dengan tiga langkah utama yang meliputi conceptual database design yang menghasilkan kamus data, logical database design yang menghasilan entity relationship diagram (ERD), dan physical database design yang merupakan implementasi basis data yang dilakukan dengan pembuatan basis data ke dalam sistem. Dengan adanya perancangan tersebut, pemerintah dapat memantau penyebaran klinik yang ada.


Pengembangan  penelitian  selanjutnya  diharapkan  dapat  menampilkan  informasi  visual mengenai klinik yang bersangkutan. Juga dapat melakukan pengambilan data dari tiap klinik sehingga dapat secara otomatis dan real-time. Setelah melakukan buffering, hasil yang ada diharapkan untuk dapat langsung dimunculkan, tidak diperlukan untuk memilih tool “add data” terlebih dahulu. Selain itu juga diharapkan penentuan lokasi yang ada pada peta SIG untuk kedepannya lebih mendekati aslinya (dunia nyata) . Kemudian adanya tambahan fitur print atau cetak pada aplikasi ini di kemudian hari dan adanya fitur untuk menampilkan grafik yang dibuat untuk melakukan perbandingan transkasi yang terjadi pada tiap-tiap klinik.





Ballenger, Robert. (2003). A database design and development case: Elk County Pediatric Medical Center. 
Journal of Information Systems Education, 14, 275 – 283. Diakses dari  http://search.proquest.com/
docview/200091367?accountid=31532.

BPS. (2011). Statistika Indonesia. Diakses dari http://www.bps.go.id/flip/flip11/index3.php.
BPS. (2010). Sensus Penduduk. Diakses dari http://sp2010.bps.go.id/index.php.

Connolly, T., & Begg, C. (2010). Database System: A Practical Approach to design, Implementation
 and Management (5th ed.). England: Pearson Education.


Falianingrum, A., Muludi , K., & Irawati, A. R. (2012). Perancangan WEB-GIS penyebaran wabah penyakit.
Jurnal komputas, 1, 23 – 30.

Indrajani. (2011). Bedah Kilat 1 Jam – Pengantar dan Sistem Basis Data. Jakarta: Elex Media Computindo.
Indrajani. (2011). Perancangan Basis Data dalam All in 1. Jakarta: Elex Media Computindo.

Indrajani, Wihendro, & Safan. (2013) . Rancang bangun konseptual basis data klinik 24 jam. 
Seminar Nasional Teknologi Informasi & Multimedia 2013. Yogyakarta: STMIK AMIKOM.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/
PER/1/2011. Diakses Dari http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permenkes28-2011.pdf.

Mansur S. (2008). Prospek Usaha Klinik Kesehatan di Indonesia Januari 2008. Diakses dari situs Pt Media 
Data Riset: http://mediadata.co.id/MCSIND-2008/Prospek-Usaha-Klinik-Kesehatan-di-Indonesia-2008.pdf.

Riyanto, P., & Indelarko, A. (2009). Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Jakarta:Gaya Media.

Setiadi, T. (2013, Maret). Perancangan sistem informasi geografis pemetaan daerah rawan tanah longsor, 
mitigasi, dan manajemen bencana di Kabupaten Banjarnegara. KESMAS, 7, 33 – 42.

Setiadi, T., & Fahana, J. (2010). Pengembangan aplikasi untuk menentukan daerah pencemaran limbah home 
industry berbasis sistem informasi geografis. Jurnal Informatika, 4 (2).








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review jurnal ilmiah tentang data spasial dan atribut

Data Attribut D ata yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel.  Data Spasial Data Spasial  merupakan sebuah elemen-elemen yang bisa disimpan dalam bentuk peta/ruang. Elemen-elemen ini dikumpulkan menjadi sebuah lokasi yang dikenali secara unik pada permukaan bumi.  Ada dua metode utama untuk masukan, menyimpan, dan memvisualisasi data yang dipetakan dalam Sistem Informasi Geografis dalam bentuk data spasial yaitu : Mode data vektor dan  Model data raster.  SIG  yang menyimpan fitur-fitur peta dalam format vektor menyimpan titik-titik, garis, dann poligon dengan tingkat akurasi yang tinggi. Seperti yang ada pada aplikasi urbanisasi, dimana batas-batas wilayah legal dan analisa jaringan sangat penting, aplikasi dari Urban SIG meliputi lokasi dan pegelokasian sumber daya kritis Rumah sakit, studi tentang pola makan dan analisa kriminal. Sistem Informasi Geografis Raster, menyim

Jelaskan tentang Database Spasial dan berikan contoh

Sistem Informasi Geografi atau SIG merupakan salah satu sistem geospasial berbasis komputer yang saat ini sangat penting perannya dalam kehidupan. SIG memiliki basis data tertentu sehingga ia dapat berjalan dengan baik.  Basis data SIG adalah kumpulan data yang saling berkaitan yang diperkukan dalam SIG baik itu data spasial maupun non spasial. Basis data didefiniskan sebagai suatu kumpulan file yang memiliki kaitan antara file satu dengan file lain hingga membentuk satu bangunan data yang hasil akhirnya akan menginformasikan sesuatu seperti wilayah, organisasi, perusahaan dan instansi dalam batasan tertentu. Beberapa istilah yang digunakan dalam pengelolaan basis data adalah : 1. Entitas adalah orang, tempat, kejadian atua konsep yang informasinya direkam 2. Atribut (elemen data) adalah sebutan untuk mewakili suatu entitas      contohnya atribut seorang siswa adalah nama, alamat dan umur 3. Nilai data adalah informasi yang disimpan pada tiap data elemen    conto

Review karya Ilmiah tentang Proyeksi UTM

Proyeksi UTM (UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR) Pemetaan wilayah Indonesia yang terbentang dari 9O_T-141_T dan 12:LU-lS1S harus memperhitungkan pengaruh lengkung bumi. Untuk itu teknik proyeksi peta perlu diterapkan dalam pemetaan wilayah Indonesia tersebut, penelitian ini bertujuan membandingkan beberapa sistem proyeksi peta yang diperkirakan sesuai untuk pemetaan kepulauan Indonesia terutama untuk pemetaan skala kecil (dipilih skala 1 : 20.000.000), misalnya untuk kepentingan atlas. Ada 4 jenis proyeksi peta yang cukup sesuai untuk pemetaan kepulauan indonesia pada skala kecil atau untuk Atlas Nasional berbagai maksud, yaitu Proyeksi Mercator Proyeksi Silinder Plate Carree Proyeksi Silinder Equivalent Lambert Proyeksi Konvensional Sinusoidal yang juga bersifat ekuivalent Proyeksi Azimuthal Equatorial Gnomonis hanya sesuai untuk daerah sempit, misalnya selebar 10° ke kanan dan ke kiri meridian sentral, atau ke arah utara-selatan ekuator sekitar 8°