Proyeksi UTM (UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR)
Pemetaan wilayah Indonesia yang
terbentang dari 9O_T-141_T dan 12:LU-lS1S harus memperhitungkan pengaruh
lengkung bumi. Untuk itu teknik proyeksi peta perlu diterapkan dalam pemetaan
wilayah Indonesia tersebut, penelitian ini bertujuan membandingkan beberapa
sistem proyeksi peta yang diperkirakan sesuai untuk pemetaan kepulauan
Indonesia terutama untuk pemetaan skala kecil (dipilih skala 1 : 20.000.000),
misalnya untuk kepentingan atlas.
Ada 4 jenis proyeksi peta yang
cukup sesuai untuk pemetaan kepulauan indonesia pada skala kecil atau untuk
Atlas Nasional berbagai maksud, yaitu
- Proyeksi Mercator
- Proyeksi Silinder Plate Carree
- Proyeksi Silinder Equivalent Lambert
- Proyeksi Konvensional Sinusoidal yang juga bersifat ekuivalent
- Proyeksi Azimuthal Equatorial Gnomonis hanya sesuai untuk daerah sempit, misalnya selebar 10° ke kanan dan ke kiri meridian sentral, atau ke arah utara-selatan ekuator sekitar 8°
Proyeksi peta merupakan sebuah
sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di bumi dan di
peta. Karena permukaan bumi memiliki fisis tidak teratur, maka terasa
sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan dari hasil ukuran
(pengukuran). Dan untuk mendapatkan sebuah hasil perhitungan yang teratur,
maka kita harus mulai menghitung dengan mendekati bidang fisis bumi yaitu
bidang elipsoid dengan besaran-besaran tertentu.
Proyeksi
peta merupakan sebuah sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik
di bumi dan di peta. Karena permukaan bumi memiliki fisis tidak teratur,
maka terasa sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan dari hasil ukuran
(pengukuran). Dan untuk mendapatkan sebuah hasil perhitungan yang teratur,
maka kita harus mulai menghitung dengan mendekati bidang fisis bumi yaitu
bidang elipsoid dengan besaran-besaran tertentu.
Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi
pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil. Dalam hal ini posisi
titik-titik pada peta ditentukan terhadap sistem siku-siku x dan y, sedang
posisi titik-titik pada permukaan bumi ditentukan oleh lintang dan bujur (j dan l). Di dalam konstruksi
suatu proyeksi peta , bumi biasanya digambarkan sebagai bola (dengan
jari-jari R = 6370,283 km).
Pembagian
Zona UTM Wilayah Indonesia
Universal Transverse Mercator adalah salah
satu proyeksi peta yang paling umum saat ini dan juga merupakan sebuah metode
grid untuk menentukan lokasi dari pada permukaan bumi, dimana permukaan bumi merupakan
aplikasi praktis dari dua dimensi.
Diketahui bahwa Zona UTM adalah segmen 6°
dari Bumi. Karena lingkaran bumi memiliki 360°, Zona UTM menempatkan silinder
60 kali untuk setiap zona tersebut yang artinya ada 60 zona UTM di Bumi, (360 ÷
6 = 60). Ini berarti bahwa ada 60 irisan diratakan dengan silinder transversal kemudian
diputar menggunakan meridian yang berbeda sebagai garis tengah.
UTM menerapkan silinder secant yang memotong
ellipsoid di sepanjang dua lingkaran kecil yang sejajar dengan meridian pusat.
Ini berarti bahwa skala konstan utara-selatan bersama Meridians dan untuk skala
bervariasi timur-barat sepanjang paralel. Dua lingkaran kecil itu berjarak 180
kilometer timur dan barat di garis khatulistiwa. Lingkaran kecil
memiliki faktor skala 1, yang berarti jarak 100 meter di ellipsoid akan sama
pada proyeksi peta. Garis tengah zona grid UTM memiliki faktor skala 0,9996.
Ini berarti bahwa jarak 100 meter pada ellipsoid adalah 99,96 meter pada peta.
Sistem koordinat Universal Transverse
Mercator (UTM) adalah seperangkat proyeksi peta standar dengan garis meridian
pusat untuk setiap zona UTM adalah enam tingkat lebarnya. Proyeksi peta
Mercaran melintang adalah adaptasi dari proyeksi Mercator standar yang membalik
silinder 90 derajat (melintang). Proyeksi UTM meratakan bola 60 kali dengan
menggeser meridian tengah silinder 6 ° untuk setiap zona.
Komentar
Posting Komentar